Friday, 7 February 2014

Beberapa Puisi yang (Terlalu) Indah: Chairil Anwar, Taufiq Ismail, Sapardi Djoko, A. Hasjmi


Entah kenapa, pengen nge-post puisi-puisi keren karya para penyair Indonesia. Mungkin gara-gara akhir-akhir ini makin sering ngerjain soal Bahasa Indonesia buat latihan soal, yang di sana pasti ada soal tentang puisi. Yang pasti juga karena hobi baca, jadinya lumayan sering menjumpai puisi-puisi yang kerennya kebangetan.

Check it out!


--
KARANGAN BUNGA

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi

Karya : Taufiq Ismail, Tirani, 1966 

--
KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Karya: Charil Anwar  

--
AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Karya: Chairil Anwar
 
--
MENYESAL
 
Pagiku hilang, sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang sudah membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai dipagi hari
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Akh, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tidak berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di pagi hari
Menuju ke arah padang bakti

Karya: A. Hasjmy

---
PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Karya: Chairil Anwar (Maret 1943)

--
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Karya: Sapardi Djoko Damono


--

Itulah puisi-puisi yang menurut saya (juga setahu saya) terlalu indah untuk dilewatkan. Saya yakin masih sangat banyak (sekali) puisi-puisi indah lainnya. Tapi sementara ini, puisi-puisi di ataslah yang punya tempat istimewa di hati saya. Terutama dua puisi terakhir :3 *Cieeeeeeeeeeeeee*

'Aku ingin mencintaimu dengan sederhana--Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.'

No comments:

Post a Comment